Sejarah Istana Kepresidenan Bogor

Sejarah Istana Kepresidenan Bogor

Istana Kepresidenan Bogor merupakan salah satu dari enam istana kepresidenan yang berada di Indonesia. Saat ini Istana Kepresidenan Bogor digunakan untuk tempat tinggal keluarga Presiden Joko Widodo sekaligus digunakan untuk menyambut tamu-tamu dari negara lain.  
 
Istana yang terkenal dengan kawanan rusanya ini dibangun pada tahun 1743 oleh Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem Baron Van Inhoff. Inhoff awalnya tinggal di Batavia (Jakarta), tetapi beliau ingin mencari tempat yang lebih sejuk dan akhirnya menemukan daerah Buitenzorg atau sekarang biasa disebut Bogor.
 
Dalam bahasa belanda, Istana Kepresidenan Bogor dikenal dengan nama Palaeis Buitenzorg yang memiliki arti “tanpa kesibukkan/tanpa urusan”. Gaya bangunan Palaeis Buitenzorg ini terinspirasi dari beberapa bangunan di negara Inggris dan Jerman, diantaranya mengadopsi bangunan Bleinheim Palace, yaitu kediaman Duke of Malborough dan juga meniru arsitektur Sanssouci. Sanssouci merupakan nama istana kaisar Frederick Agung (Raja Persia) di Postdam, Jerman. Sayangnya, Inhoff meninggal pada tahun 1950 sehingga beliau tidak bisa menikmati hasil karyanya sendiri, akhirnya proyek pembangunan Palaeis Buitenzorg ini diteruskan oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel.  
 
Gubernur Jenderal Jacob Mossel meneruskan pembangunan Palaeis Buitenzorg, hingga pada tahun 1809 diperluas oleh Gubernur VOC yang baru yaitu Herman Willem Deandles. Deandles menjadikan Palaeis Buitenzorg sebagai istana resmi penjabat VOC lalu menambahkan dua bangunan di sisi kanan dan sisi kiri gedung tersebut.
 
Pada tahun 1811 Thomas Stanford Raffles mendatangkan enam pasang rusa dari Nepal. Rusa tersebut terus berkembang biak dan menghiasi halaman Palaeis Buitenzorg. Raffles juga membuka lahan baru untuk melestarikan pohon serta tanaman langka yang ia temukan yaitu Bunga Rafflesia Arnoldi, ia menamakan tempat itu Botanical Garden atau Kebun Raya Bogor.
 
Setelah itu, pengembangan fasilitas Istana Bogor terus berlanjut, Gubernur Jenderal Baron Van der Capeilen (1817-1826) menambahkan menara yang berbentuk kubah di atap tengah gedung utama. Fungsi menara ini adalah untuk mengibarkan bendera Belanda dan juga memantau keamanan di sekeliling istana.
 
Palaeis Buitenzorg/Istana Kepresidenan Bogor sempat hancur akibat gempa bumi yang melanda Jawa Barat pada tanggal 10 oktober 1834 silam. Oleh karena itu, Guburnur Jenderal Albertus Jacobus Duymaer Van Twist (pendiri Hotel Belleveu/Hotel Salak The Heritage) merobohkan sisa bangunan lama dan membangun kembali gedung Istana Kepresidenan Bogor. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Charles F.P de Montanger, pembangunan ulang tersebut selesai hingga bentuknya seperti sekarang ini.
 
Kedatangan Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 menggulingkan kekuasaan Belanda pada saat itu termasuk juga mengambil alih Palaeis Buitenzorg. Pada masa kepemimpinan Jenderal Imamura, seluruh dinding di cat hitam dan cokelat agar bangunan ini tidak terlihat oleh pesawat musuh. Selain itu, kolam-kolam juga di keringkan agar tidak memantulkan cahaya.
 
Akhirnya, pada tahun 1949 saat Indonesia dinyatakan merdeka secara de facto dan de jure, Presiden Soekarno mewarisi gedung Palaeis Buitenzorg dan menamakannya Istana Kepresidenan Bogor. Soekarno mendekorasi ulang gedung tersebut dan menghiasinya dengan koleksi patung dan lukisannya, dan pada tahun 1950 sampai sekarang ini Istana Kepresidenan Bogor digunakan untuk tempat kediaman presiden, sekaligus tempat untuk mengurus keperluan negara Indonesia.
 
Selain sebagai tempat kediaman dan tempat untuk mengurus keperluan negara, di Komplek Istana Kepresidan Bogor juga terdapat Museum Kepresidenan RI Balai Kirti yang dibangun pada tahun 2012. Susilo Bambang Yudiyono (Presiden RI ke-6) membangun Museum Kepresidenan RI Balai Kirti di Komplek Istana Kepresidenan Bogor. Museum ini bertujuan untuk menyimpan berbagai benda bersejarah peninggalan dari Presiden RI sebelumnya seperti foto, buku, lukisan, catatan bersejarah, dll. Museum ini juga dijadikan sebagai tempat rekreasi dan edukasi untuk masyarakat Indonesia.
 
Untuk kamu yang tertarik mengunjungi dan berekreasi ke Istana Kepresidenan Bogor serta melihat koleksi benda benda bersejarah yang ada di Museum Kepresidenan RI, kamu tidak perlu khawatir soal tempat penginapan, karena di Bogor ada banyak sekali pilihan hotel, salah satunya adalah Hotel Salak The Heritage yang terletak tepat di depan Istana Kepresidenan Bogor. Kamu bisa menggunakan aplikasi izystay agar booking hotel kamu menjadi lebih cepat dan mudah. Dengan membooking hotel menggunakan aplikasi izystay, kamu juga bisa berkesempatan mendapatkan promo promo menarik lainnya. So, download aplikasinya sekarang juga ya.








Other Blog
Satu Tempat Sejuta Aktivitas
Satu Tempat Sejuta Aktivitas
Thursday, 03 August 2023 14:14 WIB
OLA OLA merupakan rumah lokal yang direnovasi sebagai Rumah Singgah bagi para Wisatawan. Lokasi tepat bagi para pecinta Peselancar dan Alam. Hanya 8 menit berjalan kaki dari pantai Selong Belanak dan di sekitarnya banyak titik selancar yang bagus seperti Mawi, Serangan, dan Air Guling.
Hotel nuansa Hijau dengan pemandangan Metropolitan
Hotel nuansa Hijau dengan pemandangan Metropolitan
Thursday, 04 May 2023 14:45 WIB
Artotel Casa merupakan hotel dengan pemandangan hijau di tengah hiruk pikuknya kota metropolitan Jakarta. Hijau didapat dari tanaman yang tumbuh disekitaran sisi dinding Hotel. Artotel Casa Kuningan memiliki total 46 kamar yang terdiri dari 2 tipe kamar yang tersedia: Studio 25 dengan luas 25 m2 dan Studio 28 dengan luas 28 m2. Setiap kamar dilengkapi dengan fasilitas dalam kamar untuk memastikan pengalaman yang nyaman dan baik bagi para tamunya.
Jokowi Ajak Rider MotoGP  Ke Istana Presiden
Jokowi Ajak Rider MotoGP Ke Istana Presiden
Thursday, 17 March 2022 09:40 WIB
Presiden Joko Widodo mengajak sejumlah pembalap MotoGP 2022 ke Istana Presiden untuk berdiskusi dan memberikan semangat kepada para pembalap dalam perhetalatan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika.
Sistem Jalan Berbayar Elektronik di Jakarta 2023 ini?
Sistem Jalan Berbayar Elektronik di Jakarta 2023 ini?
Thursday, 12 January 2023 14:00 WIB
Lewat jalananan Jakarta akan berbayar? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berwacana menerapkan sistem Electronic Road Pricing (ERP) di sejumlah ruas jalan Ibukota. Tujuan ERP diharapkan bisa menekan angka kemacetan sekaligus mendorong masyarakat beralih menggunakan Angkutan Umum.

Hallo!

Feel free to chat us if you need further information

x
 
We need some information for contact you easily.
Fullname
Mobile Phone Number

Hallo, Can I help you?